Tuesday, 1 May 2012

Mastery Goals, Performance Approach Goals, dan Performance Avoidance Goals

Bloggers, 

kali ini saya ingin memberikan contoh kasus dari sebuah poin dalam pembahasan masalah Motivasi.

Motivasi itu sendiri seperti kita dalam melakukan suatu tindakan.
Nah, di dalam pembahasan motivasi ini ada yang dikenal dengan tiga elemen kunci dalam motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam belajar, yaitu :

-Mastery Goals.
Menguasai sesuatu hingga tuntas

-Performance Approach  Goals
Bertujuan untuk menampilkan penampilan terbaik.

-Performance Avoidance Goals
Bertujuan sebagai pencegah terjadinya sebuah konsekuensi.

Hmmm, agar teman-teman lebih memahaminya berikut ini saya berikan contoh yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari.


-Mastery Goals

Saya mempunyai hobi menggambar, pada masa anak-anak dulu saya paling sering menggambar tentang pemandangan alam. 
Namun seiring dengan bertambahnya usia, minat saya terhadap sebuah objek untuk dituangkan dalam gambar menjadi berubah. 
Dari tema tentang pemandangan alam menjadi tema bangunan, lebih tepatnya menggambar/mendesain rumah. 

Nah, sayapun memiliki motivasi untuk terus belajar hingga saya dapat menguasai hingga tuntas cara menggambar /mendesain rumah itu. 
Hal inilah yang mendorong saya hingga saat ini untuk terus belajar agar suatu saat nanti saya benar-benar bisa menjadi mahir dalam mendesain rumah.



-Performance Approach Goals

Masih berhubungan dengan hobi menggambar saya. 
Di masa anak-anak dulu saya sering mengikuti lomba menggambar, baik yang diseleenggarakan oleh sekolah maupun yang diselenggarakan oleh umum. 

Nah, ketika lomba berlangsung, saya termotivasi untuk menggambar serapi dan sebagus mungkin. 
Tujuannya yaitu adalah untuk menghasikan gambar terbaik agar bisa jadi pemenang. Meskipun pada akhirnya belum tentu menjadi pemenang, namun motivasi itu sangat bermanfaat dalam memacu semangat kita.



-Performance Avoidance Goals
Di masa anak-anak dulu, saya sering bermain perang-perangan. 
Namun yang saling berperang itu bukan saya, melainkan mainan-mainan saya yang telah saya setting posisinya terlebih dahulu. 
Setelah bermain, keadaan akhir yang terjadi biasanya adalah kondisi ruang tamu yang sangat tidak karuan diamna mainan-mainan saya telah berserakan di ruang tersebut. 

Nah, untuk mencegah kemarahan Ibu, setelah puas bermain saya langsung termotivasi untuk segera membereskan  mainan tersebut. 
Tujuannya yaitu untuk mencegah kemarahan Ibu.


Oke, begitulah teman-teman.
So, yang mana nih yang paling sering teman-teman alami ? hehe



Sumber :

Lahey, Benjamin B . (2007) . Psychology an Introduction . New York : McGraw-Hill.

No comments:

Post a Comment