Sunday 11 March 2012

Review dan Contoh Kasus Classical Conditioning

Hai bloggers !
Kali ini saya akan berbagi pengetahuan seputar dunia psikologi, dan saya akan berusaha menjelaskannya dengan fenomena yang biasa kita temui sehari-hari.

Penasaran ?
Cekidot !
:)


Kasus :

Saya termasuk penggemar dari panganan yang bernama Putu Bambu. Hampir setiap hari, tepatnya jika saya sedang di rumah, saya pasti membelinya.
Penjual putu bambu tersebut menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling dengan menggunakan gerobak dorong. Dan sebagai penanda/penarik perhatian, biasanya gerobak itu mengeluarkan sebuah bunyi. Bunyi itu merupakan bunyi uap air yang keluar dari corong bambu dan terdengar seperti bunyi air yang mendidih dalam teko. Bunyi itu juga memiliki radius jangkauan yang lumayan besar.
Nah, di saat-saat awal dulu, saya keluar dari rumah untuk membelinya hanya jika penjual putu bambu itu telah berada hampir di depan rumah.
Namun, lama kelamaan saya terbiasa dengan bunyi yang dikeluarkan oleh penjual itu. Dan akhirnya sekarang ini hanya dengan mendengar suaranya saja saya langsung bergegas keluar rumah.

Mengapa hal ini terjadi ?
Mengapa dulu saya hanya keluar untuk membeli jika penjualnya telah di depan rumah ?
Dan mengapa pula sekarang hanya dengan mendengar suaranya saja saya langsung bergegas keluar ?

Berikut ini adalah penjelasannya dari sudut pandang Psikologi.

Kasus tersebut merupakan sebuah bentuk belajar.
Belajar itu sendiri adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang di bentuk melalui pengalaman.
Dalam kasus ini, belajar yang dimaksud adalah Classical Conditioning.

Nah, dalam Classical Conditioning, terdapat Terminology of Classical Conditioning, yaitu :

- Unconditioned Stimulus (UCS).
Agar mudah dipahami UCS ini dijelaskan sebagai rangsangan / stimulus alami.

- Unconditioned Response (UCR).
Merupakan respon alami dan merupakan pasangan dari stimulus alami.

- Conditioned Stimulus (CS).
Merupakan stimulus yang tidak mempunyai pasangan respon, atau disebut stimulus netral.

- Conditioned Response (CR).
Adalah hasil belajar dimana pada akhirnya CS mampu menghasilkan UCR.

Berikut adalah proses hingga dihasilkannya CR :

1. UCS menghasilkan UCR.

2. CS dipasangkan dengan UCS lalu menghasilkan UCR dimana biasanya CS yang duluan hadir baru kemudian hadir pula UCS.

3. Setelah melalui proses belajar, akhirnya tanpa bantuan UCS, CS dapat menghasilkan UCR.

Sekarang kita masuk ke dalam pembahasan masalah saya tadi.
Berdasarkan masalah saya :

- Yang menjadi UCS adalah penjual Putu Bambu.
- UCR adalah saya keluar dari rumah untuk membeli putu bambu.
- CS adalah bunyi uap air dari gerobak.
- CR adalah kondisi dimana pada akhirnya hanya dengan mendengar uap air saja saya langsung keluar rumah untuk membeli putu bambu.

Jadi, begini proses terbentuknya CR :

1. Pada awalnya penjual putu bambu (UCS) menghasilkan respon pada diri saya berupa tindakan saya keluar rumah untuk membelinya (UCR).

2. Lama kelamaan saya terbiasa dengan suara uap air (CS) dimana tak lama dari munculnya suara itu biasanya penjual putu bambu itu juga muncul (UCS) dan sayapun keluar dari rumah untuk membelinya (UCR).

3. Setelah kurang lebih seminggu, akhirnya saya benar-benar terbiasa dengan suara uap air itu (CS), sehingga hanya dengan mendengar suaranya saja (CS) saya sudah langsung bergegas keluar rumah untuk membelinya (UCR).

Begitulah proses terbentuknya UCR. Dan kondisi akhir itulah yang disebut dengan Conditioned Response (CR).

Jadi, kesimpulannya masalah saya tadi merupakan bagian dari Classical Conditioning dimana perilaku yang terjadi pada diri saya berasal dari proses belajar yang berdasarkan pada pengalaman.
Dan masalah itu dapat dijelaskan melalui konteks Terminology of Conditioning.

Demikianlah,
Semoga bermanfaat.
:)

Lahey, Benjamin B . (2007) . Psychology an Introduction . New York : McGraw-Hill.


2 comments: