Sunday 11 March 2012

Review dan Contoh Kasus Operant Conditioning

Hai bloggers !
Kali ini saya hadirkan kembali contoh fenomena di keseharian kita dalam kaitannya dengan dunia psikologi.

Tak usah panjang lebar,
Langsung aja,
Cekidot !


Review dan Contoh Operant Conditioning

¤ Kasus :
Saya termasuk orang yang jarang menyetrika pakaian yang hanya digunakan untuk dirumah. Dan untuk pakaian yang akan digunakan kuliah / berpergian lainnya pun saya hanya menyetrika sebatas yang diperlukan saja.
Namun pada suatu hari saya ingin mencoba hal baru yaitu menyetrika di pagi hari karena saya mulai merasa malas menyetrika di malam hari. Tapi ternyata dipagi hari terjadi kejadian yang paling saya takuti yaitu padamnya listrik. Saya pun menjadi panik dan akhirnya pergi dengan pakaian yang tidak disetrika untungnya pakaian tersebut memang tidak terlalu kusut. Dengan adanya kejadian itu, saya bertekad untuk tidak mengulangi hal itu lagi. Keesokan harinya saya kembali menyetrika dimalam hari karena takut kejadian itu terulang kembali.

¤ Pertanyaan yang Muncul :
-Mengapa saya kembali menyetrika di malam hari ?
-Mengapa saya tidak meneruskan menyetrika di pagi hari ?
-Apa yang terjadi ?

¤ Penjelasan dari Sudut Pandang Psikologi :

Kasus saya tersebut juga termasuk belajar.
Namun kali ini dalam konteks Operant Conditioning.
Operant Conditioning adalah kondisi belajar dimana konsekuensi dari perilaku yang kita lakukan itulah yang menentukan apakah ke depannya kita akan meneruskan perilaku itu atau akan menghentikannya.

Dalam Operant Conditioning ada yang disebut :
- Positive Reinforcement = perilaku yang menghasilkan konsekuensi positif.

- Negative Rein forcement = perilaku yang menghasilkan konsekuensi negatif yang kemudian mendorong kita untuk menghindarinya.

- Punishment = hukuman atas perilaku negatif yang dilakukan.

Dan dalam Negative Reinforcement ada 2 tipe kondisi :

- Escape Conditioning = perilaku yang timbul untuk menghilangkan konsekuensi negatif.

- Avoidance Conditioning = perilaku yang timbul untuk menghindari konsekuensi negatif.

Nah, kasus saya tersebut merupakan contoh dari Negative Reinforcement.
Perilaku saya yang menyetrika pakaian di pagi hari ternyata mendatangkan konsekuensi yang negatif, yaitu saya pergi dengan memakai pakaian kusut.
Karena itulah akhirnya saya menghentikan perilaku itu.
Kemudian hal itu dikaitkan lagi dengan kondisi Avoidance Conditioning, dimana saya menghindari konsekuensi negatif itu dengan cara memilih jalan lain yaitu menyetrika dimalam hari.

Nah, kembalinya saya menyetrika di malam hari ini kemudian menjadi bentuk contoh dari Positive Reinforcement.
Menyetrika di malam hari mendatangkan konsekuensi positif yaitu saya selalu pergi dengan rasa nyaman karena pakaian telah rapi.
Karena efek positif itulah akhirnya saya meneruskan perilaku tersebut.

Jadi, kesimpulan dari kasus saya tersebut adalah bentuk dari Operant Conditioning ( belajar dari konsekuensi yang ditimbulkan) dan termasuk dalam Negative Reinforcement karena menyetrika di pagi hari ternyata mendatangkan konsekuensi yang negatif.
Meskipun pemadaman listrik tidak terjadi setiap hari, saya telah bertekad untuk tidak mau lagi menyetrika di pagi hari agar terhindar dari konsekuensi negatifnya. Kasus saya tersebut juga berkaitan dengan Avoidance Conditioning yaitu menghindari konsekuensi negatif dengan cara mencari jalan lain yang ditunjukkan dengan kembalinya saya menyetrika di malam hari.
Dan kembalinya saya menyetrika di malam hari itu juga termasuk ke dalam Positive Reinforcement karena mendatangkan konsekuensi positif.

Demikianlah review dan contoh kasus saya mengenai Operant Conditioning.
Semoga bermanfaat ..
:)

Lahey, Benjamin B . (2007) . Psychology an Introduction . New York : McGraw-Hill.

No comments:

Post a Comment