Coping adalah
upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi sumber stres dan mengontrol
reaksi mereka terhadapnya.
Effective
Coping
Metode efektif
dalam menghapus sumber stres atau mengontrol reaksi kita terhadapnya adalah :
-Removing Stress
Salah satu cara
efektif dalam mengatasi stres adalah dengan cara menghapus sumber stres dari
kehidupan kita.
Dalam berbagai cara,
mengatasi stres dapat dilakukan dengan mencari sumbernya terlebih dahulu lalu
kemudian menghilangkannya.
Namun dalam kenyataannya tidak semua sumber stres
layak/sesuai untung dihilangkan, misalnya keluar dari pekerjaan, bercerai,
kematian pasangan.
Contoh :
Apabila seorang
pegawai mengalami stres dengan pekerjaannya tentunya ia dapat mendiskusikan hal
ini dengan bosnya, namun berdasarkan poin removing stress ini cara terbaik
adalah dengan mengundurkan diri.
-Cognitive Coping
Kognitif kita
sangat erat kaitannya dengan reaksi kita terhadap stres.
Metode yang
digunakan dalam cognitive coping ini adalah Reappraisal.
Reappraisal adalah
mengubah pola pikir atau pandangan seseorang terhadap sebuah peristiwa yang
berpotensi menimbulkan stres dengan tujuan untuk mengurangi tingkat stresnya.
Contoh :
Ada seorang musisi
yang album perdananya meledak di pasaran, namun ketika album keduanya keluar
terjadi penurunan penjualan yang sangat drastis.
Hal ini membuatnya hampir
stres karna ia berpikir bahwa ia bukanlah musisi berbakat dan kesuksesan album
perdananyaitu hanyalah kebetulan.
Menurut metode reappraisal, yang harus dilakukan
adalah merubah pandangannya tersebut ke arah yang positif, yaitu misalnya
menganggap bahwa kegagalannya di album kedua ini merupakan hal biasa dalam
dunia musik, dan hal ini bisa menjadi cambuk baginya untuk menghasilkan
karya-karya yang lebih baik lagi.
Banyak individu
yang berpasrah dalam agama dalam mengatasi stresnya.
Contoh : penelitian di
daerah Latin terhadap penderita radang sendi menunjukkan bahwa orang yang
menganggap penyakitnya adalah bagian dari rencana Tuhan memiliki kesehatan
psikologis yang lebih tinggi daripada orang yang kurang dalam beragama.
-Managing Stress Reactions
Ketika sumber
stres benar-benar tidak dapat dihapus,opsi efektif lainnya adalah dengan cara
me-manage psikologis kita dan reaksi psikologis kita terhadap stres.
Contoh :
Seseorang akan
memulai sebuah usaha baru.
Hal ini tentunya dapat mengakibatkan terjadinya
kesibukan yang sangat berarti. Kesibukan ini dapat memicu terjadinya stres.
Dan
jika mengikuti metode removing stress itu artinya ia harus menutup tokonya
karna sumber stresnya itu dalah tokonya.
Nah, disinilah baru muncul istilah
dimana sumber stres tidak dapat benar-benar dihapus. Maka cara yang efektif
untuk mengatasi stresnya menurut metode Managing Stress Reactions ini adalah
dengan cara iya harus dapat me-manage waktu.
Ia harus bisa membagi waktunya,
dan meluangkan waktunya untuk melakukan hal-hal yang ia senangi.
Dengan begitu
stresya dapat berkurang.
Ineffective
Coping
Banyak usaha yang
dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan stres namun hasilnya tidak efektif.
Usaha itu mungkin
hanya memberikan bantuan yang bersifat temporary terhadap penurunan stres namun
tidak memberikan solusi jangka panjang.
Dan bahkan justru dapat membuatnya
menjadi semakin parah.
3 contoh
ineffective coping yang umum dilakukan adalah :
1.Withdrawal
Mengatasi stres
dengan cara menarik diri/menyerah pada masalah yang ada.
Contoh :
Ada seorang anak
yang baru memasuki dunia kuliah.
Ia mengalami kesulitan dalam memahami materi
perkuliahan.
Ketika ia belajar di malam hari, ia justru menjadi semakin stres
karna tidak dapat memahami materi itu.
Kemudian ia berusaha menghilangkan
stresnya itu dengan cara bermain game, bertelepon ria, dan hal-hal lain yang ia
senangi.
Hal ini tentunya menggambarkan bahwa ia menarik diri/menyerah dari
permasalahan yang ada.
Sebenarnya hal ini bukan masalah apabila ia memainkan
game itu hanya dalam rangka refreshing sesaat.
Yang menjadi masalah adalah
apabila ia memainkan game itu dalam waktu yang sangat lama.
2.Aggression
Reaksi yang umum
dari kadaan frustasi adalah adalh aggression yaitu melakukan semacam
penyerangan atau kemarahan yang sangat besar terhadap penyebab masalah.
Contoh :
Seorang wanita
selalu gagal dalam merebut hati orang yang disukainya meskipun ia telah
melakukan berbagai cara, maka tiba-tiba ia dapat menjadi sangat benci terhadap
pria itu.
Seorang anak tidak
kunjung dapat membuat gambar yang ia inginkan meskipun ia telah berulang-ulang
melakukannya, tiba-tiba ia langsung melempar buku gambar dan semua peralatan
menggambarnya.
3.Self-Medication
Mengatasi stres
dengan cara menggunakan tembakau, alkohol, dan narkotika lainnya. Meskipun
alkohol dapat mengurangi kecemasan secara temporer, ia tidak dapat
menghilangkan sumber stres dan sering menyebabkan masalah dalam hubungan,
belajar, performa kerja, dan kesehatan dimana dapat menyebabkan hal-hal itu
memburuk dalam jangka panjang.
Pengobatan diri
sendiri dengan cara mengonsumsi alkohol dan narkotika adalh metode yang paling
buruk.
Sebenarnya mereka dapat berkonsultasi kepada psikolog yang berkompeten
untuk mengurangi stress, namun karena takut akan stigma yang menganggap bahwa
orang yang berkonsultasi adalah orang yang mengalami gangguan mental maka
mereka lebih memilih menyelesaikan masalahnya sendiri yaitu denagn cara
menggunakan alkohol dan narkotika tadi.
Sumber :
Lahey, Benjamin B . (2007) . Psychology an Introduction . New York : McGraw-Hill.
No comments:
Post a Comment