Kan kucoba urai
Meski tak semua
Maklum manusia
Tempat khilaf dan
lupa
Baiklah
Kumulai segera
Berawal dari
seperempat lewat fajar
Berpindah tempat
Bercengkerama
Maaf, aku lupa
detil selanjutnya
Karna terlalu
indah, kurasa
Hari berulang
Fajar dan dewi
malam saling berkejar
Menjadi saksi
sepotong hati
Yang mengharap
sang mentari
Hingga tak
kusadari
Aku salah
melangkah
Aku terjerembab
Hingga tergoreslah
luka merekah
Waktu, aku ingin
kembali
Ke satu menit
sebelumnya saja
Waktu, mengapa kau
diam
Baiklah waktu
Kau memang bijak
Mungkin kau
bermaksud membiarkan aku sendiri yang menyelesaikannya
Baiklah, ku coba
Dan
Dan
Dan
Aku bisa !
Aku berhasil !
Mentari datang
lagi
Melenyapkan sang
badai
Aku bahagia, lagi
Mari kita
lanjutkan
Kita masih
beriringan
Hitam lalu putih
Emosi lalu tawa
Nyeri lalu degup
Datang lalu pergi
Hampir setengah
dasawarsa
Tak terasa
Terlalu banyak
memori
Tak terhingga
Ingin kuungkap
Namun tak bisa
Terlalu banyak
Mungkin tak disini
Mungkin di alam
mimpi
Agar hanya kita
yang tau
Ah, hanya aku
tepatnya
Karna kuyakin
Kau tak mau tau
Terimakasih
Begitu banyak
energi yang kau beri
Untuk menyalakan
sumbu hati
Terimakasih pula
Atas luka yang kau
beri
Kau ajarkan aku
kuat
Kau ajarkan aku
kokoh
Meski aku bukan
karang
Memori tanpa
hingga
Tetaplah terukir
indah
Jangan kau hilang
Meski zaman
menentang
Memori tanpa
hingga
Antara aku dan dia
-ARiansyah
Ranardhia-
No comments:
Post a Comment