“ Untuk memahami gagasan tentang belajar yang memadai, kita
pertama-tama harus menjelaskan bagaimana individu bisa mengonstruksi dan
menciptakan, bukan hanya bagaimana dia mengulangi dan meniru."
(Piaget, 1970b)
Fokus dari teori Jean Piaget adalah menemukan asal muasal logika alamiah dan
transformasinya dari satu bentuk penalaran ke penalaran lainnya.
Asumsi dasar teori ini adalah konsepsi Piaget tentang
hakikat konstruktivis dari kecerdasan dan faktor-faktor esensial dalam
perkembangan kognitif.
Piaget berpendapat bahwa pendapat tradisional tentang
belajar keliru pada 3 hal, yaitu :
1. Para psikolog dan pendidik biasanya mendeskripsikan
pengetahuan sebagai :
(a) beberapa entitas “di luar” objek dan peristiwa yang
(b) terdiri dari informasi objektif statis tentang dunia “riil”. Karenanya
(c)
individu dan lingkungan eksternal dapat dipisahkan menjadi sua entitas dalam
setiap definisi pengetahuan.
Pendapat Piaget yang bertentangan dengan hal ini
adalah klaim kontra-intuitifnya yakni bahwa pengetahuan dan kecerdasan bukan
kuantitas atau suatu hal yang statis, melainkan mengetahui adalah sebuh proses
yang berkembang melalui adaptasi individual terhadap lingkungan dan ia terus menerus berubah.
2. Bahwa mengetahui dan tindakan kecerdasan adalah proses yang
satu dan sama yang berubah melalui interaksi dengan lingkungan. peran psikolog
adalah menentukan sifat dari perubahan itu.
Kemudian, ada yang disebut kerangka riset Piaget.
Pendekatan Piaget untuk mempelajari perkembangan kecerdasan
itu sendiri adalah sebuah inovasi. Dan hal itu dimulai dari 4 pertanyaan ,
yaitu :
- Apa hakikat pengetahuan ? (bersumber dari filsafat) dan
berasumsi bahwa pengetahuan adalah mengetahui, dan ia adalah sebuah proses yang
diciptakan melalui aktivitas pemelajar. Pengetahuan berasal dari aktifitas
mentransformasi realitas melalui
interaksi dengannya.
- Apa hubungan antara orang yang mengetahui dan realitas ? ,
dan asumsinya adalah
(a) dalam penciptaan pengetahuan, individu dan objek
berpadu dan tidak dapat dipisahkan,
(b) “ hubungan antara pemelajar dan objek
tidak ditentukan sebelumnya dan yang lebih penting adalah relasi itu tidak
stabil “
- Apa hakikat kecerdasan ? (bersumber dari biologi ) , dan
berasumsi bahwa kecerdasan manusia dan organisme berfungsi serupa. Keduanya
adalah sistem terorganisasi yang secara konstan berinteraksi dengan lingkungan.
mereka juga membangun struktur yang mereka butuhkan dalam rangka beradaptasi
dengan lingkungan.
-Apa metode investigasi yang tepat ? (bersumber dari psikologi ), dan berasumsi
bahwa yang sesuai adalah observasi dan eksperimentasi.
Selain itu, ada yang disebut dengan tahapan perubahan
kualitatif dalam proses penalaran, yaitu :
1.Periode sensori motor (0-1 tahun)
Proses penalarannya berupa kecerdasan prasimbolik dan
praverbal berkaitan dengan perkembangan pola tindakan. Inferensi dimulai ketika
bayi mengembangkan relasi antar tindakan.
2.Periode Praoperasional ( 2-3 sampai 7-8 tahun)
Proses penalarannya adalah permulaan sebagian pemikiran
logis, namun penalaran anak dari satu pemikiran ke pemikiran lainnya dan
keputusannya didasarkan pada petunjuk perseptual.
3.Periode Operasional konkret (7-8 hingga 12-14 tahun)
Berkembangnya cara berpikir logis berhubungan dengan objek
konkret. Anak mulai memahami bahwa operasi tertentu secara simultan dan niscaya
mengimplikasikan kebalikannya.
4.Periode operasional formal (di atas 14 tahun)
Kapabilitas untuk
secara logis menangani situasi multifaktor mulai muncul. Individu dapat
mereduksi berbagai kemungkinan dan secara sistematis mengesampingkannya. Penalaran
bergerak dari situasi hipotesis ke konkret.
Sumber :
Gredler, Margaret E. , 2011 , Learning and Instruction Teori dan Aplikasi Edisi Keenam . Jakarta : Kencana
No comments:
Post a Comment