Tuesday, 15 October 2013

Teori Perkembangan Kognitif Piaget


“ Untuk memahami gagasan tentang belajar yang memadai, kita pertama-tama harus menjelaskan bagaimana individu bisa mengonstruksi dan menciptakan, bukan hanya bagaimana dia mengulangi dan meniru."
(Piaget, 1970b)


Fokus dari teori Jean Piaget adalah  menemukan asal muasal logika alamiah dan transformasinya dari satu bentuk penalaran ke penalaran lainnya. 

Asumsi dasar teori ini adalah konsepsi Piaget tentang hakikat konstruktivis dari kecerdasan dan faktor-faktor esensial dalam perkembangan kognitif.

Piaget berpendapat bahwa pendapat tradisional tentang belajar keliru pada 3 hal, yaitu :

1. Para psikolog dan pendidik biasanya mendeskripsikan pengetahuan sebagai : 
(a) beberapa entitas “di luar” objek dan peristiwa yang 
(b) terdiri dari informasi objektif statis tentang dunia “riil”. Karenanya 
(c) individu dan lingkungan eksternal dapat dipisahkan menjadi sua entitas dalam setiap definisi pengetahuan. 

Pendapat Piaget yang bertentangan dengan hal ini adalah klaim kontra-intuitifnya yakni bahwa pengetahuan dan kecerdasan bukan kuantitas atau suatu hal yang statis, melainkan mengetahui adalah sebuh proses yang berkembang melalui adaptasi individual terhadap lingkungan  dan ia terus menerus berubah.

2. Bahwa mengetahui dan tindakan kecerdasan adalah proses yang satu dan sama yang berubah melalui interaksi dengan lingkungan. peran psikolog adalah menentukan sifat dari perubahan itu.
Kemudian, ada yang disebut kerangka riset Piaget.

Pendekatan Piaget untuk mempelajari perkembangan kecerdasan itu sendiri adalah sebuah inovasi. Dan hal itu dimulai dari 4 pertanyaan , yaitu :

- Apa hakikat pengetahuan ? (bersumber dari filsafat) dan berasumsi bahwa pengetahuan adalah mengetahui, dan ia adalah sebuah proses yang diciptakan melalui aktivitas pemelajar. Pengetahuan berasal dari aktifitas mentransformasi  realitas melalui interaksi dengannya.

- Apa hubungan antara orang yang mengetahui dan realitas ? , dan asumsinya adalah 
(a) dalam penciptaan pengetahuan, individu dan objek berpadu dan tidak dapat dipisahkan, 
(b) “ hubungan antara pemelajar dan objek tidak ditentukan sebelumnya dan yang lebih penting adalah relasi itu tidak stabil “

- Apa hakikat kecerdasan ? (bersumber dari biologi ) , dan berasumsi bahwa kecerdasan manusia dan organisme berfungsi serupa. Keduanya adalah sistem terorganisasi yang secara konstan berinteraksi dengan lingkungan. mereka juga membangun struktur yang mereka butuhkan dalam rangka beradaptasi dengan lingkungan.

-Apa metode investigasi yang tepat ?  (bersumber dari psikologi ), dan berasumsi bahwa yang sesuai adalah observasi dan eksperimentasi.


Selain itu, ada yang disebut dengan tahapan perubahan kualitatif dalam proses penalaran, yaitu :

1.Periode sensori motor (0-1 tahun)
Proses penalarannya berupa kecerdasan prasimbolik dan praverbal berkaitan dengan perkembangan pola tindakan. Inferensi dimulai ketika bayi mengembangkan relasi antar tindakan.

2.Periode Praoperasional ( 2-3 sampai 7-8 tahun)
Proses penalarannya adalah permulaan sebagian pemikiran logis, namun penalaran anak dari satu pemikiran ke pemikiran lainnya dan keputusannya didasarkan pada petunjuk perseptual.

3.Periode Operasional konkret (7-8 hingga 12-14 tahun)
Berkembangnya cara berpikir logis berhubungan dengan objek konkret. Anak mulai memahami bahwa operasi tertentu secara simultan dan niscaya mengimplikasikan kebalikannya.

4.Periode operasional formal (di atas 14 tahun)
 Kapabilitas untuk secara logis menangani situasi multifaktor mulai muncul. Individu dapat mereduksi berbagai kemungkinan dan secara sistematis mengesampingkannya. Penalaran bergerak dari situasi hipotesis ke konkret.



Sumber :

Gredler, Margaret E. , 2011 , Learning and Instruction Teori dan Aplikasi Edisi Keenam . Jakarta : Kencana



Model Kognitif dan Teori Motivasi Akademik


Teori motivasi berfokus pada faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan siswa dalam aktivitas yang berkaitan dengan prestasi.

Berikut ini adalah 3 asumsi dasar teori motivasi, yaitu :

-Motivasi individual, yaitu hasil dari interaksi antara faktor lingkungan dengan karakteristik tertentu dari anak ( Wigfield & Eccles, 2002b). 
Diantaranya adalah norma sosial , catatan kinerja orang lain, reaksi afektif dari guru terhadap kesuksesan dan kegagalan siswa, jenis tujuan dan struktur kelas, sejarah prestasi anak, dan keyakinan mereka tentang sifat dari kemampuan.

-Pemelajar adalah pemroses informasi yang aktif.

-Motif, kebutuhan, atau tujuan siswa adalah pengetahuan eksplisit, artinya bahwa siswa dapat memikirkan keyakinan ini dan mengomunikasikannya kepada orang lain.


Selain asumsi, ada juga 3 pendekatan studi motivasi yang berkaitan dengan prestasi, yaitu :

a. Model ekspektasi nilai, model ini mendefinisikan ekspektasi dan nilai sebagai konstruk motivasional dan berkaitan dengan kognitif. 
Contohnya : Pelajaran aljabar mungkin diperlukan untuk masuk perguruan tinggi dan karena itu memiliki nilai pencapaian yang tinggi menjadi hal yang dibutuhkan. 

Model ini mengidentifikasikan 5 perilaku yang terkait prestasi, yaitu :
1. pilihan
2. kegigihan
3. tingkat usaha
4. keterlibatan kognitif
5. kinerja aktual.

b. Model berorientasi tujuan, yaitu berkaitan alasan atau tujuan siswa untuk melakukan tugas akademik, misalnya apakah untuk mempelajari konsep baru, menunjukkan kompetensi kepada orang lain, atau untuk tujuan lainnya. 
Ada 4 orientasi tujuan yang berkaitan dengan belajar, yaitu : tujuan belajar, tujuan penguasaan, tujuan berfokus pada tugas, dan orientasi tugas.

c. Teori Atribusi, yaitu membahas pemikiran, emosi, dan ekspektasi seseorang setelah muncul hasil yang terkait dengan pencapaian. 
Dalam situasi yang berkaitan dengan prestasi, teori ini didasarkan pada tiga asumsi, yaitu : 
(a) pencarian pemahaman adalah motivator utama dari tindakan, 
(b) atribusi untuk hasil yang berkaitan dengan keberhasilan merupakan sumber informasi yang kompleks, 
(c) perilaku masa depan ditentukan sebagian oleh anggapan tentang penyebab dari hasil sebelumnya. 

Sedangkan sumber informasi untuk atribusi adalah : sejarah kesuksesan pemelajar di masa lalu, norma sosial dan performa orang lain, skema kausal pemelajar, karakteristik individual, dan tingkat perkembangan.


Sumber :

Gredler, Margaret E. , 2011 , Learning and Instruction Teori dan Aplikasi Edisi Keenam . Jakarta : Kencana