Wednesday, 20 June 2012

Simulasi Pedagogi dan Andragogi

Anggota :


Paskha Yohana (11-039)

Ariansyah (11-063)



Pada hari Sabtu 16 Juni 2012,
Kami melakukan sebuah simulasi untuk membedakan antara pedagogi dengan andragogi.
Adapun bentuk simulasinya adalah sebagai berikut :


1.Simulasi Pedagogi

Setting yang kami buat adalah murid Sekolah Dasar yang baru mulai mempelajari tentang komputer.Jadi ibaratnya murid-murid SD itu sedang mempelajari komputer, sang guru menerangkan tentang bagian-bagian dari komputer tersebut. Sang murid hanya mendengarkan apa yang gurunya katakan.


2.Simulasi Andragogi

Settingnya adalah pada sebuah kursus menggambar.
Sebelum kursus dimulai, sang pengajar menanyakan terlebih dahulu pada para peserta tentang apa yang ingin dipelajari. Pengajar sengaja menyesuaikan hal yang ingin dipelajari dengan kebutuhan si peserta. Setelah disepakati barulah mereka memulai kursus. Kemudian si guru hanyalah memberikan instruksi-instruksi, dan  si pesertalah yang dituntut lebih aktif.

Dari simulasi yang kami lakukan tersebut, maka dapat kita simpulkan perbedaan antara Pedagogi dengan Andragogi, yaitu sebagai berikut :
1.Pada pendidikan pedagogi, si murid hanya ditempatkan sebagai  ‘penerima’ , maksudnya adalah si gurulah yang paling berperan di dalam proses belajar.

2.Pada pendidikan Andragogi, murid dan pengajar sama-sama dilibatkan dalam pemilihan materi pembalajaran, hal ini sengaja disesuaikan dengan minat dan kebutuhan murid. Hal ini tentunya membuat proses belajar menjadi lebih menarik karena apa yang dipelajari memang merupakan hal yang disenangi murid.

Demikianlah deskripsi tentang simulasi yang kami lakukan.
Semoga bermanfaat J

Monday, 11 June 2012

Andragogi


Pengertian Andragogi

Andragogi berasal dari bahasa Yunani aner artinya orang dewasa, dan agogus artinya
memimpin. Istilah lain yang kerap kali dipakai sebagai perbandingan adalah pedagogi yang
ditarik dari kata paid artinya anak dan agogus artinya memimpin. Maka secara harfiah pedagogi
berarti seni dan pengetahuan mengajar anak.
Karena itu, pedagogi berarti seni atau
pengetahuan mengajar anak maka apabila memakai istilah pedagogi untuk orang dewasa jelas
kurang tepat, karena mengandung makna yang bertentangan.

Sementara itu, menurut (Kartini Kartono, 1997), bahwa pedagogi (lebih baik disebut sebagai androgogi, yaitu ilmu
menuntun/mendidik manusia; aner, andros = manusia; agoo= menuntun, mendidik) adalah ilmu
membentuk manusia; yaitu membentuk kepribadian seutuhnya, agar ia mampu mandiri di tengah
lingkungan sosialnya.

Pada banyak praktek, mengajar orang dewasa dilakukan sama saja dengan mengajar anak.
Prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan bagi
kegiatan pendidikan orang dewasa. Hampir semua yang diketahui mengenai belajar ditarik dari
penelitian belajar yang terkait dengan anak. Begitu juga mengenai mengajar, ditarik dari
pengalaman mengajar anak-anak misalnya dalam kondisi wajib hadir dan semua teori mengenai
transaksi guru dan siswa didasarkan pada suatu definisi pendidikan sebagai proses pemindahan
kebudayaan.

Namun, orang dewasa sebagai pribadi yang sudah matang mempunyai kebutuhan
dalam hal menetapkan daerah belajar di sekitar problem hidupnya.
Kalau ditarik dari pengertian pedagogi, maka andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai
seni dan pengetahuan mengajar orang dewasa. Namun, karena orang dewasa sebagai individu
yang dapat mengarahkan diri sendiri, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan
belajar dari siswa bukan kegiatan mengajar guru. Oleh karena itu, dalam memberikan definisi
andragogi lebih cenderung diartikan sebagai seni dan pengetahuan membelajarkan orang
dewasa.


Kebutuhan Belajar Orang Dewasa.

Pendidikan orang dewasa dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang
diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metoda apa yang digunakan
dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan
pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus,
pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat orang dewasa mampu
mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan,
meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan
kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat
mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi
secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.

Dalam hal ini, terlihat adanya tekanan rangkap bagi perwujudan yang ingin dikembangankan
dalam aktivitas kegiatan di lapangan. Pertama untuk mewujudkan pencapaian perkembangan
setiap individu, dan kedua untuk mewujudkan peningkatan keterlibatannya (partisipasinya) dalam
aktivitas sosial dari setiap individu yang bersangkutan. Tambahan pula, bahwa pendidikan orang
dewasa mencakup segala aspek pengalaman belajar yang diperlukan oleh orang dewasa, baik
pria maupun wanita, sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya masing-masing.

Dengan demikian hal itu dapat berdampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran orang
dewasa yang tampak pada adanya perubahan perilaku ke arah pemenuhan pencapaian
kemampuan/keterampilan yang memadai. Di sini, setiap individu yang berhadapan dengan
individu lain akan dapat belajar bersama dengan penuh keyakinan. Perubahan perilaku dalam hal
kerjasama dalam berbagai kegiatan, merupakan hasil dari adanya perubahan setelah adanya
proses belajar, yakni proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi perubahan
kepercayaan diri secara penuh dengan menambah pengetahuan atau keterampilannya.

Perubahan perilaku terjadi karena adanya perubahan (penambahan) pengetahuan atau
keterampilan serta adanya perubahan sikap mental yang sangat jelas, dalam hal pendidikan
orang dewasa tidak cukup hanya dengan memberi tambahan pengetahuan, tetapi harus dibekali
juga dengan rasa percaya yang kuat dalam pribadinya. Pertambahan pengetahuan saja tanpa
kepercayaan diri yang kuat, niscaya mampu melahirkan perubahan ke arah positif berupa adanya
pembaharuan baik fisik maupun mental secara nyata, menyeluruh dan berkesinambungan.


DAFTAR PUSTAKA

Tuesday, 5 June 2012

TUGAS MINI PROYEK 2011/2012




Anggota :



Topik : Dinamika kreativitas dalam ruang lingkup pendidikan

Judul :  Kreativitas menggambar murid-murid TK Bhayangkari






Pendahuluan

Alasan kami memilih topik ini adalah karena kreativitas merupakn hal yang penting dan harus ada di dalam diri setiap individu, baik itu yang berkaitan dengan seni/keindahan maupun tentang kebervariasian cara seseorang dalam menyelesaikan masalah. Dalam proyek ini kami memusatkan perhatian kepada anak-anak TK. Mengapa ? karena menurut kami kreativitas itu hendaknya diajarkan sedini mungkin. Selain itu anak-anak pada usia prasekolah ini cenderung lebih aktif dan eksploratif, mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, keaktifan mereka ini hendaknya dapat disalurkan dalam bentuk kreativitas.
Masa kanak-kanak merupakan masa paling penting karena merupakan merupakan pembentukan pondasi kepribadian dan hal-ha lain termasuk kreativitas. Mengembangkan kreativitas anak memerlukan peran penting pendidik hal ini secara umum sudah banyak dipahami. Suratno (2005 : 19) menjelaskan anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak.

Selain itu, seperti yang kita ketahui, era globalisasi didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Dengan demikian secara otomatis dunia pada saat ini membutuhkan individu-individu kreatif dan produktif serta memiliki kemampuan daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tingi dan tangguh ini dapat terwujud jika anak didik memiliki kreativitas.

Sistem pendidikan saat ini hanya menonjolkan kemampuan akademik saja seperti kemampuan membaca dan berhitung. Orang tua dan guru merasa bangga bila anak didiknya mampu membaca dan berhitung dengan lancar tanpa memperhatikan bahwa nilai emosialnya juga merupakan hal penting. Seorang guru hanya menekankan metode pembelajaran yang mengasah kecerdasan otak kiri saja yaitu kemampuan membaca dan berhitung. Penggunaan metode yang statis membuat anak bosan dan akibatnya otak kanan yang berfungsi untuk mengembangkan kreativitas anak tidak dapat berkembang secara optimal.
Karena alasan-alasan di ataslah maka pada akhirnya kami memilih tema ini, dan adapun bentuk kreativitas yang ingin kami tonjolkan adalah mengenai kreativitas menggambar karena menurut kami hal ini bisa merangsangkan imajinasi anak.








Landasan Teori



Pengertian Kreativitas


1.Teori Psikoanalitik

Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari kondisi psikopatologis.


 2.Teori asosiasi

Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.


3.Teori gestalt

Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungannya secara holistik.


4.Teori eksistensial

Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam.
 Menurut May (1980), dengan teori eksistensial
ini, setiap perilaku kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara manusia dengan dunia sekitarnya.


5.Teori intepersonal

Dengan menempatkan pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitas, teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu karya kreatif. Nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial.


6.Teori sifat atau ciri

Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik utama kreativitas.


7. Menurut  NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education) (dalam Craft, 2005), kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai.


8. Feldman (dalam Craft, 2005) mendefinisikan kreativitas adalah:
“the achievement of something remarkable and new, something which transforms and changes a field of endeavor in a significant way . . . the kinds of things that people do that change the world.”


9. Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.


10. Csikszentmihalyi (dalam Clegg, 2008) menyatakan kreativitas sebagai tindakan, ide, atau produk yang mengganti sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru.


11. Guilford (dalam Munandar, 2009) menyatakan kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya.

Oleh karena beragamnya pendapat para ahli akan pengertian kreativitas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, serta dapat dimengerti.







Ciri-ciri kreativitas



Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:

a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.

b. Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.

c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.







Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas

1. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)

Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya.

Menurut Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal press) yang dapat mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:

-Keterbukaan terhadap pengalaman

-Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)

-Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep-konsep.



2. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)

Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi kreativitas individu.
Rogers (dalam Munandar, 2009) menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan kreativitas ditandai dengan adanya:

- Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan, yaitu:

a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.

b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.

c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya.



-Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.




3. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat berbagai faktor lainnya yang dapat menyebabkan munculnya variasi atau perbedaan kreativitas yang dimiliki individu, yang menurut Hurlock (1993) yaitu:

a. Jenis kelamin

b. Status sosial ekonomi

c. Urutan kelahiran

d. Ukuran keluarga

e. Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan

f. Inteligensi







Tahap-tahap perkembangan kreativitas

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahapan perkembangan kreativitas diantaranya:

a. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)

Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.



b. Tahap konvensional (Conventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.



c. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai konvensional yang ada di lingkungan.





Yang paling kami garis bawahi adalah :



1.Pengertian kreativitas menurut :

Teori Eksistensial : Kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam.
Munandar : kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Guilford : kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya.




2.Faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu dorongan dari lingkungan tepatnya tentang kebebasan psikologis (memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya)




3.Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.

Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, yang menjadi fokus kami adalah kreativitas menggambar dan berdasarkan hal yang kami garis bawahi di atas kami memunculkan beberapa pertanyaan yang ingin kami jawab melalui penelitian yang kami lakukan, yaitu :



1.Tema apakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari ?



2.Objek apakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari ?







Tujuan penelitian

1.Merangsang kreativitas anak.

2.Merangsang daya imajinasi anak.

3.Objek gambar yang paling diminati oleh anak TK Bhayangkari.





Alat dan bahan

1.Alat tulis :
            - kertas hvs
            -pensi
-penghapus

2.Kamera Handphone

3.Laptop

4.Reward :
            -penghapus
            -snack








Analisa Data



Metode yang kami gunakan adalah kami menyuruh murid-murid TK itu menggambar, dan kami memberikan kebebasan kepada mereka untuk menggambar apa saja sesuai dengan keinginan atau ketertarikan mereka.
Setelah itu kami mengklasifikasikan hasil gambar mereka berdasarkan jenis-jenis objeknya hingga didapatlah gambaran objek apa yang paling mereka minati.







Subjek penelitian


39 murid TK Bhayangkari Kelas B  :
            -19 murid laki-laki.
            -20 murid perempuan








Time table perencanaan kegiatan



Kegiatan
April
Mei
Juni
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
1.
Pemilihan tema

v









2.
Penentuan judul

v









3.
Diskusi metode pelaksanaan penelitian

v








4.
Penyusunan pendahuluan dan landasan teori


v







5.
Peninjauan lokasi





v






6.
Pelaksanaan observasi




v





7.
Penganalisaan data dan penarikan kesimpulan





v




8.
Penyusunan laporan







v



9.
Pembuatan Poster








v


10.
Evaluasi








v







Kalkulasi biaya yang telah dikeluarkan dari perencanaan hingga evaluasi

-Pembelian kertas HVS  :   Rp. 35.000
-Pembelian Reward        :   Rp. 20.000
-Transportasi                  :   Rp. 20.000
-Total                             : Rp.75.000






Pelaksanaan kegiatan



# Kamis, 19 April 2012

Kami melakukan diskusi untuk memilih tema dan mengambil lokasi di lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.





# Kamis, 26 April 2012

Kami melakukan diskusi lanjutan untuk membahas judul penelitian, lalu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode dan konsep-konsep penelitian yang ingin lakukan serta tentang apa saja yang akan dilakukan pada saat kegiatan observasi berlangsung.





 # Rabu, 2 Mei 2012

Setelah selesai kuliah, kami melakukan peninjauan lokasi, yaitu ke TK Bhayangkari di daerah Batangkuis





# Kamis, 3 Mei 2012

Kami melakukan pembahasan tentang pendahuluan dan landasan teori yang hendak dipakai sebagai landasan dalam melakukan penelitian ini.





# Kamis, 10 Mei 2012

Pada pukul 08.30 WIB, kami berangkat dari kampus menuju ke lokasi observasi. Sebelum tiba di lokasi, kami membeli reward yang akan kami bagikan.

Pada pukul 09.15 WIB, kami tiba di lokasi. Lalu kami menemui Kepala TK tersebut untuk mengatakan bahwa kami siap melakukan observasi, setelah itu kami bertemu dengan wali kelas dari kelas yang siswanya akan kami observasi, tujuannya untuk menerangkan tentang mekanisme kegiatan yang akan dilakukan.

Pukul 09.30 WIB, kami melakukan ramah tamah dengan murid-murid TK tersebut.

Pukul 09.35 WIB, observasipun dimulai. Kami membagikan kertas HVS, kemudian sang wali kelas juga membagikan pensil dan penghapus kepada murid-murid tersebut. Setelah itu kami menyuruh mereka untuk menggambar dan kami membebaskan tema gambar karena kami ingin membiarkan mereka bebas berimajinasi serta agar sesuai dengan tujuan penelitian kami. Selama berlangsungnya proses menggambar, kami menghampiri setiap murid, hal inimenjadi mudah karena ruangan keasnya tidak terlalu besar. Kami mengajak mereka bicara, kami bertanya tentang apa yang mereka gambar dan kenapa mereka menggambar itu. Tak lupa kami selalu memberikan pujian kepada hal ini agar mereka merasa dihargai dan agar menambah semangat mereka.

Pukul 10.00 WIB, kegiatan menggambar kami akhiri. Setelah itu kami membagikan reward yang telah kami sediakan.

Pukul 10.05 WIB, bertepatan dengan jam mereka pulang kami masih berada di dalam ruangan kelas, sang wali kelas menyuruh murid-murid itu untuk menyalami kami.   

Pukul 10.15 WIB, kami kembali menemui Kepala TK, kami menyamaikan bahwa observasi kami telah selesai sembari kami jelaskan pula tentang proses yang terjadi tadi. Setelah itu kami melakukan foto bersama dengan Kepala TK dan beberapa orang guru.

Pukul 10.35 WIB, kami kembali ke kampus.

Pukul 11.05 WIB, kami tiba di kampus namun karena ternyata tidak sesuai perkiraan, akhirnya kami tidak mengikuti perkuliahan Fisiologi.





# Senin, 14 Mei 2012

Setelah selesai kuliah Fisiologi, sekitar pukul 13.30 WIB, kami memeriksa hasil gambar mereka dan mulai mengkategorikan objek-objek gambar yang mereka buat. Setelah mengkategorikan hasil gambar mereka, kami mengakhiri diskusi.





# Kamis, 17 Mei 2012

Kami melanjutkan diskusi untuk melakukan penarikan kesimpulan.





# Minggu, 27 Mei 2012

Kami mulai melakukan penyusunan laporan kegiatan mini proyek ini. Mulai dari pengetikan pendahuluan, landasan teori dan semuanya sesuai dengan tata urutan yang ada.
Namun karena banyaknya tugas kuliah, akhirnya penyusunan inipun memakan waktu seminggu.



# Senin, 4 Juni 2012

Kami mulai membuat poster, untuk membuatnya kami menggunakan aplikasi Photoscape dan pembuatan poster ini membutuhkan waktu sehari.






# Selasa, 5 Juni 2012


poster telah diselesaikan, dan kami kembali mengecek laporan apakah terdapat kesalahan atau tidak, kemudian kami juga mengevaluasi kinerja kami, setelah semua selesai, kamipun memosting laporan ini di Blog.













Laporan



Pertama-tama kami mengkategorikan hasil gambar berdasarkan tema, maka kami mendapatkan tiga tema gambar, yaitu :



1.Lingkungan Rumah
Yaitu berkaitan dengan keadaan rumah dan halamannya.



2.Pemandangan
Yaitu berkaitan dengan keadaan alam pegunungan.



3.Campuran
Yaitu gambar yang mencampurkan beberapa objek sekaligus tanpa memperhatikan kondisi nyatanya.




Kemudian kami juga mendapatkan bermacam-macam objek gambar , seperti :



1.Rumah

2.Manusia

3.Gunung

4.Kartun ( spongebob squerpants )

5.Matahari/bulan

6.Hewan ( ubur-ubur )

7.Tumbuhan ( bunga dan pohon )

8.Kendaraan ( mobil )

9.Bentuk abstrak ( bentuk tidak beraturan )

10.Benda ( bendera, layang-layang )






Setelah itu kami menghitung frekuensi kemunculan masing-masing tema dan masing-masing objek gambar.
Maka didapatlah datanya sebagai berikut :

1. Dari 39 gambar, berikut ini adalah frekuensi tema yang ada.


No
Tema
Frekuensi pada keseluruhan hasil gambar

1.
Pemandangan
11
2.
Lingkungan rumah
18
3.
Campuran
10





2. Dari 39 gambar, berikut ini adalah frekuensi kemunculan objek gambar.


No

Objek

Frekuensi kemunculan pada keseluruhan hasil gambar

1.
Matahari
37
2.
Rumah
34
3.
Manusia
15
4.
Gunung
14
5.
Kartun
6
6.
Hewan
2
7.
Tumbuhan
27
8.
Kendaraan
3
9.
Abstrak
8
10.
Benda
2





3. Kami juga menghitung frekuensi pemilihan tema berdasarkan jenis kelamin.



Lingkungan rumah
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
1.
Laki-laki
9
2.
Perempuan
9




Campuran
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
1.
Laki-laki
5
2.
Perempuan
5




 Pemandangan
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
1.
Laki-laki
5
2.
Perempuan
6







Kesimpulan



Berdasarkan data-data di atas, untuk 39 murid kelas B TK. Bhayangkari Batangkuis, kami mengambil 3 kesimpulan, yaitu :



#Tema yang paling disukai/diminati oleh  murid (berdasarkan urutan) adalah :

1.       Lingkungan Rumah                  :               18 Pemilih

2.       Pemandangan                           :               11 Pemilih

3.       Campuran                                   :               10 Pemilih





# Objek gambar yang paling disukai/diminati oleh murid (berdaarkan urutan) adalah :

1.       Matahari                                       :               37 Kemunculan

2.       Rumah                                         :               34 Kemunculan

3.       Tumbuhan                                    :               27 Kemunculan

4.       Manusia                                       :               15 Kemunculan

5.       Gunung                                        :               14 Kemunculan

6.       Abstrak                                        :               8 Kemunculan

7.       Kartun                                          :               6 Kemunculan

8.       Kendaraan                                   :               3 Kemunculan

9.       Benda                                           :               2 Kemunculan

10.   Hewan                                          :               2 Kemunculan





# Pada setiap tema terdapat kesamaan jumlah pemilih, contohnya jumlah murid laki-laki yang memilih tema lingkungan rumah ada 9 orang, hal ini sama dengan jumlah murid perempuan yang memilih tema lingkungan rumah, yaitu juga 9 orang. Demikian pula kejadiannya pada dua tema lainnya.


Kesimpulan di atas tentunya telah menjawab 2 pertanyaan yang kami munculkan pada akhir pembahasan landasan teori, yaitu :



Tema pakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari (Kelas B) ?
                Jawabannya adalah :
                                1.Lingkungan Rumah
                                2.Pemandangan
                                3.Campuran




•Objek apakah yang paling diminati oleh murid TK Bhayangkari (Kelas B) ?
                Jawabannya adalah :
                                1.Matahari
                                2.Rumah
                                3.Tumbuhan
                                4.Manusia
                                5.Gunung
                                6.Abstrak
                                7.Kartun
                                8.Kendaraan
                                9.Benda
                                10.Hewan







Evaluasi



No.
Kegiatan


Tanggal Perencanaan
Tanggal Pelaksanaan
1.
Pemilihan tema

Minggu I April
Minggu III April
2.
Penentuan judul

Minggu I April
Minggu IV April
3.
Diskusi metode pelaksanaan penelitian
Minggu II April
Minggu IV April
4.
Penyusunan pendahuluan dan landasan teori
Mingu III April
Minggu I Mei
5.
Peninjauan lokasi


Minggu IV April
Minggu I Mei
6.
Pelaksanaan observasi
Minggu I Mei
Minggu II Mei
7.
Penganalisaan data dan penarikan kesimpulan
Minggu II Mei
Minggu III Mei
8.
Penyusunan laporan

Minggu III Mei
Minggu IV Mei
9.
Pembuatan Poster

Minggu IV Mei
Minggu I Juni
10.
Evaluasi

Minggu IV Mei
Minggu I Juni








Poster
















Testimonial Anggota




Bagi saya tugas mini proyek ini merupakan tantangan baru bagi saya. Menurut saya tugas ini sangat berguna, karena dengan adanya tugas ini kami jadi mulai berlatih untuk melakukan penelitian, sebagaimana kita ketahui bahwa menjadi mahasiswa psikologi tentunya akan sering berhubungan dengan penelitian. Melalui tugas mini proyek ini kami juga mendapatkan pengalaman lapangan yangmana kami terjun langsung ke tempat observasi, dan hal ini sangat menyenangkan bagi saya, kami jadi bisa berinteraksi secara langsung dengan murid-murid TK tersebut, mengajak mereka bicara, dan saling bercanda dengan mereka. Dan saya menyadari bahwa mini proyek ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya juga mengharapkan kritik dan saran. Dan tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni sebagai dosen pengampu, kepada TK Bhayangkari Batangkuis yang telah bersedia menjadi objek mini proyek kami, dan kepada semua pihak-pihak yang telah terlibat dalam mini proyek ini. Sekian dan terimakasih.







Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Filia Dina Anggaraeni yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas mini proyek ini. Dan tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada para staff pengajar TK Bhayangkari Batangkuis yang telah bersedia bekerjasama dan memfasilitasi tugas proyek mini ini. Dan yak lupa saya berterima kasih kepada teman-teman satu kelompok saya yang telah bersedia mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk sama-sama menyelesaikan tugas mini proyek ini.  Menurut saya, dengan adanya tugas mini proyek ini, sangat bermanfaat bagi mahasiswa, guna meningkatkan kreativitas mahasiswa. Banyak hal positif yang bisa diambil dari tugas mini proyek ini, seperti kami belajar untuk melakukan penelitian, belajar melakukan observasi, belajar bagaimana bekerjasama dengan teman-teman satu kelompok. Berkaitan dengan topik yang diambil, kami menjadi lebih tahu bagaimana situasi belajar-mengajar pada pendidikan anak prasekolah, khususnya pada TK yang kami observasi. Selain itu, banyak hal-hal yang menarik yang kami temukan, seperti bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak TK yang lucu-lucu, dan sikap dari para pengajar yang rela mengajar dengan sepenuh hati dan dengan penuh kasih sayang. Semua ini akan kami jadikan pengalaman, dan pengalaman ini akan kami jadikan sebagai pelajaran yang sangat berarti guna menghadapi situasi perkuliahan selanjutnya..sekian dan terima kasih










Saya merasa dengan adanya  tugas mini proyek yang diberikan oleh ibu Dina, membuat saya mendapat pengalaman baru yang sangat penting didalam dunia perkuliahan kedepannya. Dalam mengerjakan tugas mini proyek ini saya dan teman satu kelompok banyak mendapatkan masalah-masalah, namun karena kerja sama yang bagus kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan saya yakin pengalaman ini pasti akan sangat berguna bagi kami, dan semoga kemampuan kami dapat semakin berkembang dengan adanya mini proyek ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni sebagai dosen pengampu, dan juga kepada semua yang telah terlibat di dalam pembuatan mini proyek ini. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.






Daftar Pustaka

Susilowati . 2010 . Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar Pada Anak Didik Kelompok B TK Bhayangkari 68 Mondokan . Skripsi . Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta . Diterbitkan








Dokumentasi




































































Demikianlah laporan mini proyek ini kami sampaikan semoga bermanfaat dalam menambah wawasan teman-teman sekalian. :)

Spesial Terimakasih kepada :

1.Tuhan Yang Maha Esa
2.Dosen Pengampu : Ibu Filia Dina Anggaraeni
3.TK Bhayangkari Batangkuis