Friday, 24 August 2012

Memori Tanpa Hingga






Kan kucoba urai
Meski tak semua
Maklum manusia
Tempat khilaf dan lupa

Baiklah
Kumulai segera

Berawal dari seperempat lewat fajar
Berpindah tempat
Bercengkerama

Maaf, aku lupa detil selanjutnya
Karna terlalu indah, kurasa

Hari berulang
Fajar dan dewi malam saling berkejar
Menjadi saksi sepotong hati
Yang mengharap sang mentari

Hingga tak kusadari
Aku salah melangkah
Aku terjerembab
Hingga tergoreslah luka merekah

Waktu, aku ingin kembali
Ke satu menit sebelumnya saja
Waktu, mengapa kau diam

Baiklah waktu
Kau memang bijak
Mungkin kau bermaksud membiarkan aku sendiri yang menyelesaikannya

Baiklah, ku coba
Dan
Dan
Dan
Aku bisa !
Aku berhasil !

Mentari datang lagi
Melenyapkan sang badai
Aku bahagia, lagi
Mari kita lanjutkan
Kita masih beriringan

Hitam lalu putih
Emosi lalu tawa
Nyeri lalu degup
Datang lalu pergi

Hampir setengah dasawarsa
Tak terasa

Terlalu banyak memori
Tak terhingga
Ingin kuungkap
Namun tak bisa
Terlalu banyak

Mungkin tak disini
Mungkin di alam mimpi
Agar hanya kita yang tau
Ah, hanya aku tepatnya
Karna kuyakin
Kau tak mau tau

Terimakasih
Begitu banyak energi yang kau beri
Untuk menyalakan sumbu hati

Terimakasih pula
Atas luka yang kau beri
Kau ajarkan aku kuat
Kau ajarkan aku kokoh
Meski aku bukan karang

Memori tanpa hingga
Tetaplah terukir indah
Jangan kau hilang
Meski zaman menentang

Memori tanpa hingga
Antara aku dan dia



-ARiansyah Ranardhia-

No comments:

Post a Comment