Tuesday, 17 December 2013

TUGAS PSIKOLOGI BELAJAR LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS X RPL 1 SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN


Observer :

Kelompok 2 

Anggota :



BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG SEKOLAH

I.       Sejarah Sekolah

Berawal dari niat suci Yayasan Bapak Zulkifli, SE, S.Sos untuk beribadah kepada Allah SWT dan pengabdian dirinya bagi dunia pendidikan. SMK Tritech Informatika berdiri diawali dengan dibukanya Lembaga Kursus Komputer dan Bahasa Inggris yang diberi nama Tritech Quantum. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan dari masyarakat maka pada tanggal 20 Mei  2010 didirikanlah SMK Tritech Informatika dengan memakai konsep SMK IT Modern.

SMK Tritech Informatika memiliki 3 Program Keahlian, yaitu Teknik Keterampilan Jaringan, Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak yang bertempat di Jl. Bhayangkara No. 522 Medan dan diasuh oleh Guru dan Dosen berpengalaman tamatan S1 dan S2 dari Universitas Negeri dan Swasta yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional.

Pada saat ini SMK Tritech Informatika mengasuh 1000 siswa/i, dengan jumlah pendidik sebanyak 80 orang dan tahun Ajaran  2012/2013 telah menempati gedung baru di Jl. Bhayangkara No. 484 dengan jumlah kelas sebanyak 36 ruang.

Guna pengembangan selanjutnya pada tahun 2013 akan dibuka STMIK dan PLSM , hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat dan membantu program Pemerintah dalam bidang Pendidikan.


II.         Identitas Sekolah

Nama Sekolah                       : SMK Tritech Informatika Medan

NPSN                                   : 10261412

Bidang Keahlian                   : Teknik Informasi Dan Komunikasi

Program Keahlian                 : Teknik Komputer Dan Informatika

Kompetensi Keahlian           : TKJ-Multimedia-RPL

Alamat Sekolah                    : Jln. Bhayangkara No. 522 CDE, Medan
  Sumatera Utara

Telepon                                 : 061 – 6635991 / 061 – 6641576

Website                                 : http://www.tritech.sch.id

Email                                     : smktritech@gmail.com



III.    Visi Misi Sekolah

·         Visi
Menjadikan SMK berbasis Teknologi Informatika yang Unggul, Mandiri, Religius, dan Berstandar Internasional

·         Misi
Siswa/i mampu menguasai komputer software dan hardware serta jaringan IT.
Melahirkan generasi yang handal dalam bidang IPTEK, IMTAQ dan berjiwa kebangsaan.



B.       DATA OBSERVER

Observer yang terlibat dalam observasi ini ada 5 orang yaitu :

1.      Nama   : Sulistia Putri ( NIM : 111301017 )

2.      Nama    : Yap Rima Oktavya Sinaga ( NIM : 111301042 )

3.      Nama    : Ariansyah ( NIM : 111301063 )

4.      Nama    : Wahyu Habibie ( NIM : 111301075 )

5.      Nama    : Rahel Marisa Saragih  ( NIM : 111301092 )

Kelima observer merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara stambuk 2011.



C.      KONDISI FISIK KELAS

Kelas yang ditetapkan sebagai lokasi untuk melakukan observasi adalah kelas X RPL 1 SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN. Kelas X RPL 1 ini terdiri dari 29 siswa, dengan perbandingan 25 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.
           
Ruangan kelasnya berukuran sekitar 6x7 meter. Cat dinding yang digunakan berwarna kuning dan hijau, sedangkan cat asbes berwarna putih. Lantai terbuat dari bahan keramik berwarna putih. Di dalam kelas terdapat beberapa fasilitas seperti :

a.         1 buah AC
b.         1 buah TV LCD layar datar
c.         1 buah jam dinding
d.        1 buah whiteboard yang dilapisi kaca dipermukaannya
e.         1 buah kipas
f.          4 buah lampu neon sebagai penerangan
g.         31 buah kursi lipat
h.         1 buah keranjang sampah
i.           1 buah sekop sampah
j.           1 buah penghapus papan tulis
k.         1 buah serbet tangan
l.           2 buah CPU bekas (dalam observasi I)
m.       2 buah Spidol
n.         Hiasan dinding



D.      HASIL OBSERVASI


I.          Waktu Observasi

Observasi dilakukan sebanyak dua kali dengan keterangan waktu sebagai berikut:

a.    Observasi I
Hari / Tanggal          : Senin, 18 November 2013
Pukul                        : 08.30 - 09.20
Mata pelajaran          : Perangkat Keras Komputer
Observer                   : Yap Rima Okatvya

b.   Observasi II
Hari / Tanggal          : Senin, 18 November 2013
Pukul                        : 11.00 – 11.30
Mata pelajaran          : Kewirausahaan
Observer                   : Ariansyah
                                   Sulistia Putri
                                   Rahel Marisa
                                   Wahyu Habibie    


II.         Observasi Terhadap Suasana Kelas

a.    Suasana Kelas Pada Observasi I (Kelas Perangkat Keras Komputer)

Senin, 18 November 2013, Pukul: 08.30 - 09.20

Pada saat observasi dilakukan siswa sedang belajar bagaimana cara menghubungkan setiap kabel yang terdapat di dalam sebuah CPU. Posisi duduk siswa dibagi menjadi 2 bagian yaitu kanan dan kiri dengan sebuah lorong di bagian tengah sebagai jalur untuk jalan ke depan dan kebelakang kelas. Pengaturan kursi tidak berbanjar dengan lurus ke belakang setiap baris dan kolomnya, jenis kursi yang digunakan siswa juga ada dua jenis yaitu kursi lipat dengan meja yang fleksibel (dapat diputar ke atas) dan kursi lipat dengan meja yang tidak fleksibel. Kursi lipat dengan meja yang fleksibel umumnya digunakan oleh siswa perempuan. Siswa perempuan duduk di satu bagian secara berkelompok di sebelah kiri dengan beberapa siswa laki-laki dan yang duduk di sebelah kakan adalah kelompok laki-laki secara keseluruhan.

Metode pengajaran yang dilakukan oleh guru adalah metode demonstrasi atau praktek langsung, ceramah dan metode tanya jawab. Ketika pelajaran sedang berlangsung guru memanggil dua siswa secara bergantian untuk mempraktekkan bagaimana cara menghubungkan setiap kabel yang terdapat dalam CPU. Siswa yang dipanggil diberi waktu 10 menit untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dua orang siswa mengerjakan satu CPU secara bersama-sama di depan kelas. Sementara siswa yang lainnya duduk di kursi masing-masing. Beberapa siswa laki-laki yang duduk di bagian belakang terlihat merapatkan kursi baik dari baris dan kolom kursi yang berdekatan. Mereka bercerita dan tertawa beberapa kali, sementara siswa perempuan ada yang menundukkan kepalanya ke meja, ada yang menulis-nulis di atas tisu, dan terkadang terdengar suara yang jelas dan  kuat dari siswa.

Selama dua siswa sedang mengerjakan penghubungan kabel di depan kelas, guru sesekali bertanya pada siswa yang duduk tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa yang sedang dipelajari dengan cara menyebutkan nama siswa satu-persatu. Guru tidak menggunakan daftar absensi untuk menyebutkan nama siswa. Guru cukup melihat ke arah siswa dan memanggil namanya. Namun untuk beberapa waktu guru melihat laptop yang terdapat di depan dan membacakan nama siswa yang akan maju. Beberapa kali terlihat guru melontarkan gurauan kepada siswa yang membuat siswa tertawa. 

Ketika guru bertanya tentang jenis kabel dan hal lainnya, beberapa siswa langsung menjawab, namun ada juga saat tidak seorang siswa pun dapat menjawab. Ketika tidak ada jawaban, siswa terlihat langsung membuka catatan dan menjawab pertanyaan guru. Ketika tidak ada jawaban sama sekali guru kembali mengajarkan dengan menulis beberapa penjelasannya di papan tulis. Terkadang, ketika guru menerangkan dan menulis di papan tulis terhalangi oleh dua siswa yang juga sedang mengerjakan tugas mereka. Guru juga lebih sering melihat apa yang sedang ditulis dan jarang melihat ke arah siswa yang duduk.

Ketika kelas sedang berlangsung terdengar beberapa siswa yang bercerita-cerita, tertawa dan marah. Guru beberapa kali melontarkan kata-kata seperti “dengarkan!” dan “ee bang, tolong ya!”. Di tengah-tengah jam pelajaran bel berbunyi, les pertama berakhir. Siswa kembali ribut mempermasalahkan apakah bel tanda istrirahat atau tidak. Tiba-tiba seorang siswa laki-laki berdiri tepat di dekat guru, membelakangi guru dan melihat jadwal dan berkata “belum wee, sekarang Senin, masih les dua”. Siswa kembali duduk. Guru tersenyum.

Dua orang siswa sudah habis waktunya. Guru memeriksa pekerjaan mereka. Guru menjelaskan bagian apa yang salah kemudian melakukan praktek di depan siswa bagaimana memperbaikinya. Guru selanjutnya berkata “gagal, kembali ketempat duduk”. Saat dipanggil dua siswa lainnya dan mereka berhasil guru berkata “ kalian sudah bagus, tapi jangan puas dulu”.
Selama proses belajar ada beberapa siswa laki-laki yang membuka laptop dan menggunakannya. Guru menyuruh mereka untuk menutup laptop. Namun siswa tersebut membuka kembali, dan guru langsung datang ke tempat duduk, menutup laptop siswa sambil tersenyum. 


b.   Suasana Kelas Pada Observasi II ( Kelas Kewirausahaan )

Senin, 18 November 2013, Pukul: 11.00 – 11.30

Suasana belajar ketika mata pelajaran kewirausahaan berlangsung dengan adanya interaksi dua arah antara guru dan siswa. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru kewirausahaan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Dalam ceramah, guru memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan topik yang sedang dipelajari. Topik yang sedang dipelajari pada saat itu adalah tentang efisiensi dan efektif. Guru menuliskan beberapa istilah di  White board sambil menjelaskan materi. Sesekali guru berjalan beberapa langkah ke arah siswa sambil menjelaskan materi. Di tengah-tengah penjelasannya guru juga mengajukan pertanyaan, dan tanpa ditunjuk beberapa siswa menjawab pertanyaan. Satu pertanyaan terkadang dijawab oleh dua atau lebih siswa, tidak ada siswa yang mengacungkan tangan sebelum menjawab. Guru memberikan komentar atas jawaban siswa, misalnya, ‘benar’.

Perilaku tertawa hampir terjadi di sepanjang proses belajar mengajar. Karena, ketika proses belajar mengajar berlangsung, baik guru maupun siswa sering melontarkan kalimat-kalimat humor. Namun meskipun begitu, kalimat tersebut tetap berhubungan dengan topik yang sedang dibahas. Ketika guru melontarkan kalimat tersebut, siswa pun juga ikut menjawab dengan jawaban humor.

Masing-masing siswa duduk di sebuah kursi lipat. Jarak antara satu kursi dengan kursi yang lain tidak sama, ada yang berjarak 1 ubin, ada yang 2, dan lain-lain. Posisi duduk siswa juga beragam. Ada yang duduk dengan posisi tulang punggung tegak, ada yang miring ke kiri atau ke kanan, dan ada pula yang bersandar ke bangku ataupn ke dinding.

Setiap siswa memiliki laptop yang diletakkan di atas meja yang melekat pada bangku masing-masing. Mereka diizinkan untuk menggunakannya di sepanjang waktu belajar. Selain laptop yang digunakan siswa alat teknologi lainnya adalah TV LCD. TV tersebut diletakkan di dinding yang berhadapan langsung dengan siswa. TV LCD yang disediakan bisa dikoneksikan langsung dengan laptop sang guru sehingga siswa bisa langsung melihat bahan yang digunakan dan diajarkan oleh guru. Selama pelajaran berlangsung, beberapa kali terdengar suara siswa yang bercerita, tertawa dan lain-lain. Guru tersenyum ketika melihat dan mendengar siswa tersebut.

Setelah guru menerangkan tentang topik tersebut, guru kemudian membagikan bahan topik yang berbentuk file slideshow kepada para siswa. Guru meminta siswa untuk ke depan mengantarkan flashdisk mereka.


III.      Observasi Terhadap Media Pembelajaran & Pengajaran

a.    Media Pembelajaran Siswa

·      Pada observasi I

Pada saat belajar perangkat keras komputer, media pembelajaran yang digunakan oleh siswa adalah menggunakan CPU bekas dengan perangkat keras komputer lainnya seperti kabel-kabel yang terdapat dalam CPU. Siswa bertugas untuk menghubungkan setiap kabel dalam CPU. Media lain yang digunakan adalah alat tulis dan catatan untuk menulis penjelasan guru. Sedangkan untuk media elektronik seperti laptop tidak diizinkan untuk digunakan oleh siswa karena yang menjadi hal terpenting saat pelajaran tersebut berlangsung adalah perhatian siswa yang fokus terhadap bagaimana teman yang lainnya mengerjakan tugas dan seberapa paham siswa terhadap penjelasan guru.


·         Pada observasi II

Media yang digunakan siswa adalah laptop. Setiap siswa memiliki laptop dan diperbolehkan untuk mengopi materi guru, sehingga bisa membukanya di laptop masing-masing. Selain media elektronik, media lainnya yang digunakan oleh siswa adalah kertas dan pulpen yang digunkan untuk mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh guru.


b.   Media Pengajaran Guru

·         Pada observasi I

Media pengajaran yang digunakan oleh guru adalah sebuah laptop, CPU bekas, spidol, dan papan tulis. Laptop digunakan oleh guru untuk melihat pelajaran sebelumnya dan bertanya pada siswa apakah mereka masih ingat pelajaran minggu lalu atau tidak. Selain itu laptop juga digunakan untuk membaca nama siswa yang akan maju ke depan.  CPU digunakan untuk menjelaskan dan mempraktekkan langsung bagaimana  pemasangan yang baik dan benar kepada dua orang siswa yang telah dipanggil untuk maju ke depan. Ketika guru bertanya dan tidak ada siswa yang dapat menjawab, guru selanjutnya menjelaskan dengan menggunakan spidol dan papan tulis untuk mencatat poin penting yang harus diketahui oleh sisiwa.



·         Pada observasi II

           Media pengajaran yang digunakan oleh guru adalah sebuah laptop, white board, dan televisi. Laptop digunakan untuk membaca bahan, white board digunakan untuk menuliskan materi yang disampaikan, dan televisi digunakan untuk menampilkan materi yang sedang dibahas. Kemudian, guru juga menyediakan power point yang berisi materi dan soal-soal  kuis dan membagikannya kepada siswa.




                                                                           BAB II

 TEORI DAN PEMBAHASAN


Ada 3 teori yang kami gunakan untuk menjelaskan hasil observasi, yaitu:

A.      TEORI VYGOTSKY

Fenomena :

Para siswa terlihat sangat aktif dan santai dalam mengikuti proses belajar mengajar, sama sekali tidak ada ketegangan di dalam kelas.

Dikaitkan dengan teori :

“Peran pengetahuan dan kemauan sadar”
Vygotsky mengidentifikasikan dua fungsi psikologi luas yang penting bagi perkembangan fungsi mental yang lebih tinggi. Fungsi itu adalah :
a.       Pengetahuan sadar (consciuous awareness)
b.      Kontrol kemauan (yang diatur sendiri) dari aktivitas mental seseorang.

(Gredler, Margaret E. , 2011 , Learning and Instruction Teori Aplikasi Edisi Keenam . Jakarta : Kencana )
Halaman 395


Berdasarkan teori tersebut , maka keadaan kelas yang santai tersebut  bisa dijelaskan, sebagai berikut  :

a.       Berdasarkan poin ini, keadaan yang santai tersebut terjadi karena memang adanya kesadaran yang baik pada diri siswa untuk menjalani proses belajar. Mereka benar-benar merasa nyaman menjalani kelas. Hal ini juga didukung oleh pengetahuan yang telah mereka miliki tentang pelajaran ini, dan juga pengetahuan tentang karakteristik sang guru yang lumayan humoris.

b.      Berdasarkan poin kedua, yaitu kontrol kemauan dari aktivitas mental seseorang, keadaan kelas yang santai tersebut  tidak terlepas dari kontrol diri para siswa atas kemauan yang berasal dari proses mental yang terjadi pada diri mereka. Maksudnya adalah bahwa berbagai dinamika aktivitas mental yang terjadi pada diri mereka menghasilkan sebuah kecenderungan untuk menyukai / berkemauan dalam hal pendidikan/ dalam hal ini yaitu ketika mengikuti kelas kewirausahaan. Kemudian, hasil inilah yang kemudian bisa mereka kontrol dan kemudian mereka arahkan pada sebuah perilaku yaitu menjalani proses belajar dengan santai dan nyaman.


B.       TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

Di dalam teori perkembangan kognitif Piaget, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh manusia dalam hal perkembangan kognitifnya, yaitu tahapan sensori motor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Sesuai dengan para siswa yang kami observasi dalam hal ini, mereka sedang duduk di kelas X. Dengan kata lain, usia mereka sudah rata-rata di atas 14 tahun. Jika dikaitkan dengan teori perkembangan kognitif Piaget, mereka berada di tahap yang terakhir,   yaitu tahapan operasional formal. Dimana di tahap ini, individu mengalami proses penalaran yang meliputi kapabilitas untuk secara logis menangani situasi multifaktor, dapat mendeduksi berbagai kemungkinan dan secara sistematis mengesampingkannya. Penalaran bergerak dari situasi hipotesis ke konkret. Artinya,       dalam tahap ini, individu sudah mampu mengembangkan pemikiran mengenai sesuatu yang bersifat abstrak.

Berdasarkan kapabilitas inilah, guru yang mengajar dalam kelas pada saat itu sudah tepat dalam menjelaskan materi yang disampaikan. Dalam materi pengajarannya, guru tersebut mengajarkan konsep-konsep yang abstrak, seperti        inovasi, motivasi, kreativitas, dan sebagainya. Hal ini tentunya sangat membutuhkan      penalaran yang baik bagi para siswa, terlebih dalam hal berpikir abstrak. Dengan materi yang disampaikan oleh guru tersebut, para siswa mau tidak mau harus menggunakan dan mengoptimalkan kemampuan berpikir abstraknya, agar materi yang disampaikan dapat diserap dan dimengerti dengan baik.
Selain itu, untuk memudahkan siswa dalam mencerna materi yang  disampaikan, guru menggunakan beberapa analogi saat menyampaikan beberapa topik. Misalnya, salah satu topik yang dijelaskan oleh guru tersebut, yaitu mengenai ‘efektif dan efisien’. Agar lebih mudah dimengerti oleh para ssiswa, guru menggunakan analogi ‘nyamuk’. Siswa diberikan beberapa pilihan, yaitu bagaimana cara  untuk membunuh nyamuk, apakah dengan memukul menggunakan tangan, memukul menggunakan anti nyamuk,atau kah dengan bom. Dari beberapa alternatif membunuh nyamuk tersebut, siswa ditanya yang manakah cara yang paling efektif dan efisien untuk membunuh nyamuk. Tentunya semua siswa sepakat menjawab pilihan yang kedua, yaitu membunuh nyamuk dengan anti nyamuk. Karena kita tidak perlu membunuh nyamuk satu persatu, dengan demikian kita bisa menghemat waktu dan nyamuk tetap mati. Artinya, dengan memberikan analogi-analogi seperti itu, siswa akan lebih mudah mengerti dan memahami konsep-konsep abstrak yang menjadi materi yang dajarkan oleh guru.


C.      TEORI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Gagne mengidentifikasi sembilan kegiatan pembelajaran untuk dipakai sebagai pedoman perencanaan pembelajaran. Sembilan kegiatan pembelajaran yang dimaksud adalah menarik perhatian siswa dengan menggunakan kejadian, pertanyaan yang tidak biasa, memberi tahu tujuan belajar pada pemelajar, merangsang ingatan atas pelajaran sebelumnya, menyajikan stimulus dengan ciri yang berbeda, memberikan bimbingan belajar, memunculkan kinerja, memberi balikan informatif, menilai kinerja dan memunculkan kinerja dengan contoh baru. Dari sembilan kegiatan pembelajaran ini, kegiatan yang terlihat selama observasi adalah kegiatan berikut ini:

i.        Merangsang ingatan atas pelajaran sebelumnya, hal ini terlihat ketika guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang jenis-jenis kabel dalam CPU komputer. Pada saat guru bertanya, beberapa siswa ada yang membuka catatan mencoba untuk menjawab pertanyaan guru. Ini menunjukkan bahwa apa yang ditanyakan oleh guru sudah pernah dijelaskan dan dicatat sebelumnya.

ii.      Menyajikan stimulus dengan ciri yang berbeda, hal ini terlihat ketika guru langsung menyediakan stimulus berupa CPU dengan kabel yang sudah dilepaskan. Tentunya ini menjadi stimulus yang berbeda, karena siswa pastinya akan bertanya apa yang akan dilakukan terhadap CPU dan kabel-kabel tersebut.

iii.    Memberikan bimbingan belajar, hal ini terlihat dari kegiatan menerangkan atau menjelaskan yang dilakukan guru di depan kelas. Guru mengingatkan apa yang telah dipelajari sebelumnya dan guru juga memberikan informasi baru kepada siswa terkait dengan apa yang sedang dipelajari. Bimbingan belajar juga terlihat ketika guru mempraktekkan bagaimana menghubungkan kabel yang benar di depan dua orang siswa yang telah habis waktunya dalam mengerjakan tugas.

iv.    Memunculkan kinerja, hal ini terlihat ketika guru menyebutkan dua nama siswa dan dipanggil maju ke depan untuk langsung praktek melakukan kinerja mereka.

v.      Memberikan balikan informatif, hal ini terlihat dari feedback yang diberikan guru ketika dua orang siswa yang maju selesai mengerjakan tugasnya. Memberikan evaluasi terhadap kinerja siswa.

Namun kegiatan seperti menarik perhatian siswa dengan menggunakan kejadian tidak seperti biasanya, memberitahu tujuan kurang terlihat selama observasi, hal ini mungkin terjadi karena observer masuk di tengah-tengah jam pelajaran pertama. Sedangkan kegiatan menilai kinerja, sepertinya guru tidak langsung memberikan penilaian saat dua orang siswa selesai mengerjakan tugasnya. Karena tidak terlihat guru menuliskan atau mengetikkan sesuatu di catatan pribadinya segera setelah siswa mengerjakan tugasnya. Untuk kegiatan terakhir, yaitu memunculkan kinerja dengan contoh baru juga tidak terlihat, karena selama observasi dilakukan kegiatan yang dilakukan pada umunya berulang. Dimana siswa disuruh maju dua orang secara bergantian untuk menghubungkan kabel dalam CPU.


D.      TEORI REAKSI GURU TERHADAP KINERJA SISWA

Good (1980) menunjukkan bahwa guru seharusnya proaktif dengan menciptakan struktur kelas dimana kebutuhan sisiwa dengan prestasi rendah dapat dipenuhi tanpa mengabaikan kebutuhan siswa lainnya. Yang juga penting adalah menghindari tanggapan kepada siswa yang berisi pesan negatif.

Ketika mata pelajaran komputer dimana siswa diminta untuk maju dua orang secara bergantian menunjukkan bahwa guru sudah dapat menciptakan struktur kelas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan siswa mulai dari siswa dengan prestasi tinggi hingga siswa dengan prestasi tingggi. Hal ini terbukti dari giliran yang memang ditujukan pada semua siswa tanpa terkecuali. Ketika dua siswa yang berada di depan sedang mengerjakan penghubungan kabel guru juga tidak mengabaikan siswa lain yang duduk dengan bertanya terkait topik dalam mata pelajaran dan menjelaskan kembali jika terdapat kesalahan. Namun, untuk tanggapan yang berisi pesan negatif seperti kurang dapat dilakukan oleh guru. Terlihat dari pernyataan yang mengatakan “gagal, duduk”.

Perkataan seperti ini tidak dapat menjadi reinforcement positif bagi siswa. Siswa dapat merasa bahwa kemampuannya kurang dalam hal praktek tersebut. Kemudian pernyataan lainnya “kalian sudah bagus, tapi jangan puas dulu”. Pernyataan ini awalnya meningkatkan motivasi siswa dengan pujian, namun diturunkan kembali dengan menyatakan “jangan puas dulu”, tambahan kalimat ini juga dapat mengundang tanggapan negatif dari siswa. Seharusnya pernyataan yang baik mungkin adalah “sudah bagus, tapi untuk ke depannya lebih bagus lagi ya”. Kata-kata yang bermakna positif akan mampu meningkatkan motivasi positif siswa itu juga. Sesui dengan apa yang dikatakan oleh Rohrkemper (1983) bahwa reaksi afektif guru biasanya memengaruhi tindakan selanjutnya, yang akan menyampaikan pesan tentang kemampuan.




BAB III

KESIMPULAN & SARAN


A.      KESIMPULAN

Hasil observasi menunjukkan bahwa SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN memang pantas disebut sebagai sekolah yang berbasis teknologi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya fasilitas teknologi di dalam kelas seperti TV LCD, AC, CCTV, dan lain-lain. Jumlah siswa yang ada dalam satu kelas juga tidak terlalu banyak seperti sekolah pada umumnya. Dan proses belajar mengajar yang dilakukan selalu berkaitan dengan teknologi.

Ditinjau dari teori belajar, proses belajar yang terjadi di SMK TRITECH  kelas X RPL sudah baik. Guru memahami perkembangan siswa dan dapat menciptakan suasana belajar yang sesuai. Guru juga mampu menciptakan interaksi dengan bertanya dan memberikan feedback terhadap jawaban/pendapat siswa, namun terkadang guru kurang mampu mengontrol suasana kelas. Guru sudah dapat menciptakan struktur kelas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan siswa mulai dari siswa dengan prestasi tinggi hingga siswa dengan prestasi rendah dengan memberikan kata-kata positif, namun terkadang guru masih memberikan kata-kata negatif, yang dapat mengurangi motivasi siswa. Kemauan siswa untuk belajar di kelas X RPL juga cukup baik, tampak dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Namun siswa juga kurang mampu mengontrol perilaku dan suara saat belajar, sehingga kelas menjadi ribut.


B.       SARAN

Saran yang mungkin bisa kami berikan adalah peningkatan kualitas kondisi fisik kelas. Apa yang ada saat ini sebenarnya sudah baik, namun sepertinya masih bisa ditingkatkan dalam bentuk perluasan ruang kelas, dan mengganti dinding kaca dengan dinding biasa atau jika tetap kaca usahakan diberi tirai penutup, hal ini agar meningkatkan konsentrasi siswa.

Suasana kelas yang interaktif dan santai memang baik, namun suasana belajar yang kondusif juga perlu. Baik guru dan siswa perlu untuk memperhatikan suasana belajar di kelas. Untuk itu kami menyarankan agar setiap siswa mengontrol diri dengan tidak melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan proses belajar dan agar guru lebih tegas terhadap siswa.




DAFTAR PUSTAKA

Gredler, Margaret E. , 2011 , Learning and Instruction Teori Aplikasi,Edisi Keenam . Jakarta : Kencana


 DOKUMENTASI